Friday, May 5, 2017

Peace In Marriage



by Viryani Kho

Well, I have been married for almost two years now, and am currently expecting our first son. Aku menikah dengan seorang pria yang sungguh takut akan Tuhan, and so far it’s the most wonderful season of my life.

Kedengerannya hepi banget yah? Kaya film-film Disney princess gitu, “So they lived happily ever after.” Haha... Tapiiii sesungguhnya aku diproses Tuhan cukup seru. I still remember the days I prayed for the things I have now. Let me share a bit of my story here, hope you can learn something.

Struggle terbesarku selama ini adalah masalah finansial. Setelah menikah, kami berkomitmen sungguh-sungguh untuk mulai semua dari nol bersama-sama tanpa bergantung pada orang tua. Susah gak? Lumayan loh! Walau tidak berkelimpahan banget, hidup saya sebelumnya bisa dikatakan lebih dari cukup. I could get not only what I needed but also what I wanted. Nah, karena latar belakang orang tua suami yang sudah pensiun dan bukan dari keluarga yang serba ada, aku cukup berjuang untuk menyesuaikan gaya hidupku dengan gaya hidupnya.

Aku juga galau cukup lama sebelum akhirnya mutusin untuk pacaran sama suamiku yang sekarang, Mantanku yang sebelumnya bisa dikatakan berasal dari background yang kurang lebih sama. Efek setelahnya, kalau pacaran dengan orang dari level ekonomi yang berbeda, aku takuttt banget gak bisa adjust. Tapi emang bener yah, orang yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan itu beneran beda. Aku ngerasain hal yang beda banget ketika bangun hubungan sama suamiku sekarang. Dari komitmen buat jaga kekudusan, kerendahan hatinya untuk menaruh perasaanku diatas perasaannya, sampai belajar memahami karakter masing-masing dan banyak lagi.

Ketika pacaran, kami emang lebih serius mikirin pengeluaran dan tabungan buat pernikahan dan kehidupan setelahnya. Gara-gara itu, kami jadi gak bisa makan makanan yang fancy dan mahal-mahal. Kalau mau makan atau mau belanja, kami jadi lebih mikir. Kalaupun akhirnya kami lakukan, frekuensinya juga gak bisa sering-sering. Tapi, walaupun kami harus melewati keadaan seperti itu, kami merasakan damai sejahtera! We knew that God was with us and He wanted this relationship to work as well, because we wanted to glorify Him with our relationship. Ini hal yang aku gak bisa dapetin ketika pacaran sama orang yang gak sungguh-sungguh dalam Tuhan.

Suatu kali, dalam perjalanan menyetir mobil ke rumah, aku salah ambil jalan dan masuk jalur Trans Jakarta. Tentu saja aku gak bisa langsung keluar karena ada pembatas jalan. Enak sih jalurnya lebih lowong dan perjalanan jadi lebih cepet karena gak ada mobil lain. Tapi all the way aku gak ngerasain ada damai sejahtera. Bahkan, nyetirnya sambil gemetaran karena takut ditilang. Nah, Tuhan pake pengalaman itu untuk ingetin aku, mungkin kalo aku dapet cowo yang super kaya, semua bisa mulus aja, lancar seperti jalan tol, tapi gak ada damai sejahtera. Aku bakal selalu deg-degan takut dia selingkuh lah, khilaf lah, mukul lah. Apa aku mau menikah dengan orang seperti itu? Pastinya engga.

Setelah pernikahan pun aku tetep diproses. Tuhan ingetin bahwa sekalipun suami adalah kepala keluarga, yang by rights adalah sumber penghasilan keluarga, aku harus ingat bahwa the Lord is my Jehovah Jireh! Di atas suamiku ada Tuhan, jangan pernah lupain itu. Kita harus bergantung sepenuhnya pada Tuhan, bukan pada suami. Kalo gak, suami bisa stress dengan segala tuntutan kebutuhan yang ada.

So, as long as we live, we will always be facing circumstances that may shake our faith in God. But as long as we keep on believing, we will surely see the rainbow. Pernikahan adalah idenya Tuhan, dan ketika suami istri sepakat untuk bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, Dia akan mencurahkan berkatnya secara luar biasa, salah satunya berkat rasa aman dan damai sejahtera.

Jadi untuk para single ladies, choose a man who loves God more than he loves you. Karena materi bisa didapat dalam kurun waktu tertentu, let’s say 5 years if we work hard, tapi pertumbuhan dan pengenalan akan Tuhan membutuhkan konsistensi dan integritas terus menerus sampai kita meninggal.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^