Friday, September 15, 2017

Sahabat yang Setia


by Eunike Santosa

Siapa diantara kalian yang mempunyai sahabat? Bagaimana kondisi persahabatan kalian sejauh ini? Sudah berapa lama kalian menjalani persahabatan tersebut?

Saya rasa setiap orang menginginkan sahabat sejati, sahabat yang setia. Sahabat setia bisa didefinisikan sebagai sahabat yang tidak akan pernah meninggalkanmu di saat apapun, senang ataupun sakit. Namun apakah kriteria sebagai sahabat setia hanya itu? Bagaimana pula caranya menjadi sahabat yang setia?

1. Yo Bestie ain’ no God (Sahabatmu bukan Allahmu) 
Saya rasa, pertama-tama, kita harus mengerti bahwa sahabat tetap manusia. Jadi, jangan samakan dia dengan Allah. Artinya? Dia tidak maha hadir dan juga tidak maha tahu. Jangan posisikan dia dengan ekspektasi dia harus selalu mengerti setiap keinginan kita, selalu harus bisa membalas whatsapp atau line setiap saat. Itu hal yang mustahil. Menjadi maha hadir hanya bisa dipenuhi oleh Tuhan kita. Alkitab sendiri berkata jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku sebagai hukum pertama Taurat (Keluaran 20:3). Demikian pula dengan sahabatmu, jangan jadikan dia pengganti Allah, walaupun opsi tersebut sangat menggiurkan. 

2. Taruh TUHAN di tengah-tengah 
Saya sangat senang dengan cerita Daud dan Yonatan, dua sahabat yang setia mengasihi satu sama lain. Persahabatan ini berakhir dengan sedih karena Yonatan mati, namun kita bisa lihat bahwa Daud mengingat sahabatnya dengan membantu putra Yonatan, Mefiboset. 

Ketika saya merenungkan cerita Daud dan Yonatan, muncul pertanyaan: apakah yang membuat persahabatan mereka ini sangat kuat? Saya mendapat pengertian bahwa baik Daud dan Yonatan adalah dua orang yang sangat mencintai Tuhan. Mereka berdua mempunyai iman yang sangat besar pada Allah. Ketika menghadapi Goliat, Daud berkata di 1 Samuel 17:45 "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.” Sebuah pernyataan iman yang sangat besar dari Daud. Sementara Yonatan di 1 Samuel 14:6 ketika hendak menghadapi orang Filistin berkata "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.” Apakah kalian bisa melihat persamaan dari kedua sahabat tersebut? Sungguh iman yang sangat besar terhadap Allah. Dan dua sahabat yang mencintai Tuhan ini menaruh TUHAN Allah di tengah-tengah sebagai pengikat. 1 Samuel 23:18a “Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN.” 

Untuk saya, menjadi seorang sahabat yang sempurna itu tidak mungkin. Tapi dengan menempatkan Allah di tengah-tengah persahabatan saya, ini membuat hubungan saya dan sahabat saya menjadi semakin kuat. Terkadang ketika salah satu dari kami tidak mengerti apa yang sedang dialami/digumulkan oleh yang lainnya, maka, hal terbaik yang bisa kami lakukan adalah berdoa untuk satu sama lain. Menaruh Allah di tengah adalah tali persahabatan yang termanjur. 

3. Tujuh Puluh kali Tujuh kali 
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. -- Matius 18:21-22

Sahabat saya pernah berkata, “Apa gunanya harga diri dalam persahabatan? Kalau mempertahankan harga diri lebih penting, maka persahabatan itu tidak sejati.” Saya setuju sekali. Tentu saja harga diri itu dalam konteks memaafkan. Kasih “tidak menyimpan kesalahan orang lain” (1Kor. 13:5) dan kita harus mau mengampuni satu sama lain “sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef. 4:32). 

Mengampuni adalah landasan dari hubungan apapun. Kita selalu berasumsi bahwa orang lain melihat kehidupan dari kacamata yang sama dengan kita. Namun, dengan begitu banyaknya persepsi di dunia, keterbatasan kita dalam memahami persepsi orang lain dapat menimbulkan jembatan-jembatan kesalahpahaman, amarah, kebencian, dan keterpisahan emosi. Mengampuni dapat menjembatani jarak-jarak tersebut. Secara psikologis, orang-orang yang sering mengampuni cenderung mempunyai kebiasaan kesehatan yang baik dan penurunan dalam kecenderungan untuk depresi, kegelisahan, dan tingkat amarah. (1)

Seberapa sering harus mengampuni? 70 x 7 x ….. :)

Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib. -- Amsal 17:9

4. Strive for the Best 
Hal lain yang saya pelajari dalam persahabatan adalah bagaimana kita saling mendorong untuk menjadi yang terbaik, walaupun itu berarti akan ada konflik di dalamnya. Konflik tidak bisa dihindari, tinggal bagaimana cara menghadapi konflik tersebut. Menurut Amsal 27:17, Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Saya rasa demikian pula dengan persahabatan, setiap gesekan yang terjadi adalah kesempatan untuk saling menajamkan satu sama lain. Pada awal masa persahabatan saya, kami sempat bersitegang, kemudian sahabat saya menunjukkan sifat negatif saya (yang pada saat itu adalah sarkastis dan kritis) dan bagaimana lewat sifat ini, saya telah melukai dia. Saya bersyukur atas pertengkaran tersebut, karena itu membantu saya untuk bisa melihat hal yang tadinya tidak saya sadari dan juga menolong saya untuk berubah. Hal ini didukung oleh teks lain di Alkitab yang terdapat di Amsal 27:6, “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.” Walaupun dalam persahabatan pasti akan mengalami saat-saat ‘tidak enak’, namun seorang sahabat sejati akan mempunyai tujuan demi kebaikan yang lainnya. 

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. -- Amsal 18:24

5. Sacrifice 
Dalam setiap hubungan harus ada investasi, apa saja yang Alkitab katakan mengenai hal-hal yang diinvestasikan?

- Waktu
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. -- Ams 17:17

- Nyawa
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. -- Yoh 15:13

- Empati
Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, ... Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia. -- Ayb 2:11

Jadi, akhir kata, sudahkah kalian menjadi seorang sahabat yang setia? 

Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
-- Amsal 20:6


(1) https://www.psychologytoday.com/blog/the-addiction-connection/201409/the-psychology-forgiveness

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^