Monday, November 13, 2017

Money Talks


by Poppy Noviana

Siapa diantara kita yang ngga pernah mengalami masalah keuangan? Ada kalanya segala sesuatu mengalami kelesuan, banyak persoalan yang tidak kunjung selesai lalu datang lagi persoalan lainnya. Sebuah kondisi yang membuat banyak pengeluaran harus dilakukan. Tapi, Pdt. Myles Munroe pernah mengajar bahwa Allah tidak memberikan apa yang kita butuhkan saja tetapi apa yang mampu kita kelola. Jadi jangan salahkan siapa-siapa jika suatu ketika mengalami masalah keuangan, mungkin bukan income-nya yang terlalu sedikit tetapi spending-nya yang tidak bisa dikelola dengan benar. Mungkin kita yang belum cukup bijak mengelola pos pengeluaran. Di tengah budaya konsumtif, perlu disiplin dan keteguhan hati agar uang kita digunakan secara benar.

Apa hubungannya dengan tema penguasaan diri yang bulan ini sedang kita tekankan? Oke, ingatkah kita tentang kisah seorang bendahara yang tidak jujur? Ini yang dikatakan Allah kepada murid-murid-Nya dalam Lukas 16. Yes, kisah ini menggambarkan hubungan antara penguasaan diri dan pengelolaan keuangan.

Kita mulai dari sebuah pertanyaan yah, menurutmu apa sih yang penting dalam hidup ini? Mungkin kamu punya banyak aset seperti mobil, rumah atau lainnya. Semuanya adalah harta yang kalian miliki dan ada nilai yang terkandung didalamnya. Hal-hal itu begitu penting sehingga menuntut kita memeliharanya dan mendapat porsi yang terdepan alias prioritas. Demikian juga dengan kisah bendahara yang tidak jujur ini!

"Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu”.

Dari statement diatas kita tahu bahwa bendahara ini dituduh dan ia bingung harus ngapain setelah dipecat. Padahal, belum tentu sih dia benar-benar menghamburkan milik tuannya. Tapi uniknya dia langsung berpikir untuk mencangkul dan mengemis. Hal yang menurutku merupakan sebuah kegiatan yang kompetensinya pake otot aja, tidak perlu berpikir terlalu keras untuk dapat melakukannya (low skill). Pernah terpikir ngga sih kalau dia bisa aja kasih laporan pertanggungjawaban keuangan ke tuannya? Atau mungkin print out bukti transaksi kalo bendahara jaman now wkwkwkw... Jadi, dugaan sementara, besar kemungkinan kalo sebenarnya ia memang tidak bisa mengelola keuangan tuannya dengan benar. Hal ini membuat dia tidak berusaha bertahan untuk menjadi bendahara saat itu, tapi cerdiknya ia melihat peluang yang lain.

“Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan”.

“Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul”.

“Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang”.

Haaah? Ga jujur tapi dipuji! Well, indikasinya memang tuduhan tuannya di awal belum bisa dibuktikan benar. Tapi di sisi lain, tuannya menyaksikan bahwa orang yang dipecat ini tetap berupaya. Bendahara yang dituduh ga jujur itupun bergegas, mengandalkan hubungan baiknya, dia membuat orang-orang yang berhutang, yang tadinya punya utang minyak dan gandum, sekarang jadi nambah punya utang budi juga. Hal ini bisa menjadi keuntungan baginya untuk jaminan karirnya kedepan.

So anak-anak Tuhan, mengelola keuangan bukan hal sepele. Tuhan lihat keterampilanmu mengelola berkat-Nya. Jadi kuasai dirimu. Keuangan bukan hanya tentang kemana uangmu harus kau keluarkan. Pelajarilah ilmu pengaturan keuangan, gunakan uangmu untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain. Tuhan ingin kita lebih cerdik dari seorang bendahara tertuduh yang lemah dalam mengelola keuangan agar pada akhirnya, uang yang Ia berikan bisa kita pakai untuk memuliakan Dia.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^